Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Mengutuk kegelapan atau memilih menyalakan lilin

Daeng tata mulai kebingungan saat seorang temannya yang bijak dan sangat dia hargai berkata tentang berhenti berbuat kesalahan. Daeng tata merasakan banyak hal yang tersirat dan dapat diambil tentang terus berbuat benar, bukankah berhenti berbuat kesalahan berarti selalu bertindak benar, dalam arti harfiah dan kontekstual yang butuh umur yang lebih panjang dan banyak makan garam kehidupan untuk memahaminya.

pertanyaan yang muncul di benak daeng tata adalah apakah mungkin berhenti berbuat salah?

nakana daeng tata "ta bajika nilai anjo kasalahnnga sitojeng-tojeng na tanga nia' ha'sele'na". sungguh tidak bijak menilai suatu kesalahan adalah kegagalan mutlak yang tidak dapat ditebus dengan suatu apa pun. Hakikat penciptaan manusia pun mencakup kesalahan didalamnya, daeng tata atau siapapun itu yang hidup saat ini bukanlah malaikat atau nabi yang bertindak selalu sesuai dengan petunjuk Tuhan.

Daeng tata sadar bahwa klo dia sebagai manusia sebenarnya kita hidup dari sebuah kesalahan. mencoba hidup dan kemungkinan besar akan selalu masuk ke jurang kesalahan, suatu ketika narapiki waktunna rateki ri punca'na kabajikannga, mingka tena niissengngi sikuranna la tabbulintaki naung rijuranna kesalahnnga. Hal ini sangat lumrah dan tidak perlu disesali teramat sangat jika memang kita pernah merasakan dingin yang sangat luar biasa, lembab dan sangat gelap didalam jurang tersebut. selalu ada waktu untuk memperbaiki kesalahan dan kembali menapaki lereng jurang untuk kembali ke atas.

Alangkah baik jika tak kembali masuk ke jurang yang sama. seekor keledai bodoh pun tahu dimana lubang yang telah ia masuki dan tak akan kembali masuk ke dalamnya. sebuah perumpamaan umum namun banyak orang yang kerap lebih buruk dari keledai tersebut. kebanyakan dari mereka tidak mengerti bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan sehingga menikmati kesalahan tersebut membawa dirinya entah kemana.

Daeng tata mengutip dari sebuah situs yang pernah dibacanya, contoh yang paling baik adalah melihat cerminan diri sendiri. Daeng tata memiliki seorang teman berbakat yang terus mendapatkan hasil sempurna dalam perkuliahan, dalam bergaul, karier serta berlembaga. singkatnya, dia selalu mendapatkan indeks prestasi nyaris sempurna, luasnya koneksi, kemampuan memimpin yang lebih dan juga pacar yang lebih cantik. Pertanyaan yang ada kemudian adalah apakah daeng tata ingin menjadi dirinya?

Daeng tata tak perlu berpikir dan tidak perlu menghabiskan waktu sedetik untuk menjawab tidak. Daeng tata ada di sini karena apa yang telah diperbuatnya di masa lalu. Daeng tata selau berpikir klo setiap orang akan merencanakan sebuah kebenaran yang akan dilakukannya, sangat beda dengan kesalahan yang setiap orang pasti berusaha untuk mengantisipasinya. Orang yang sering belajar dari sebuah kebenaran akan menjadi sosok yang kaya raya, jaya dan tertawa sedangkan orang yang belajar dari kesalahan cenderung menjadi sosok yang bijaksana, setia dan peka.

Daeng tata pikir klo banyak hal di dunia ini yang tidak dapat dilihat hanya dari satu sisi. sebuah kesalahan tidak berarti akan selamanya salah dan tidak dapat menjadi baik di kemudian hari.

Baginya adalah hal yang manusiawi ketika berbuat salah. sejauh mana daeng tata atau siapapun itu bisa menebus kesalahannya untuk kemudian kembali berjalan di ataslah yang membuat seseorang menjadi manusia terbaik, seorang manusia bijak yang belajar dari kesalahan sendiri untuk berbuat lebih baik di masa depan.

Jika waktumu kau gunakan untuk menyesali masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan maka tak ada yang tersisa untuk kau syukuri hari ini.

Sahabatku bilang:
Daripada mengutuk kegelapan mending menyalakan lilin untuk menerangimu.
daripada menyesal akan kesalahan masa lalu mending kamu berusaha berbuat baik untuk masa yang akan datang.



0 komentar: